Limbahbunga kering dapat dimanfaatkan untuk karya kerajinan yang sangat indah. Cara membuat kerajinan dari limbah plastik sedotan berbentuk bunga: Pembuatan kerajinan bunga seperti contoh di atas hanya merupakan salah satu contoh sederhana. Bahan yang dibutuhkan mudah didapatkan, cara membuatnya juga sederhana.

Komang Arya, pelajar kelas 2 SMP Sila Candra, Batubulan, Gianyar ini menjaga stannya sendiri. Ada sebuah lemari kaca besar dan meja berisi puluhan kreasi mengolah sampah aneka jenis model dan bahan baku. Ia membuat sendiri semuanya setelah belajar dari teman ibunya saat kelas 5 SD. Bahan bakunya tak sulit karena ibunya membuka Bank Sampah di rumahnya. Arya sudah terbiasa bekerja dalam sunyi. “Teman-teman saya tidak terlalu tertarik,” katanya. Keuntungannya hanya saat pelajaran keterampilan, ia dengan mudah mencari nilai karena sudah terbiasa mengolah sampah jadi aneka kerajinan. Ada yang bisa dibuat dengan mudah, lebih banyak yang cukup sulit dan lama karena perlu ketekunan dan detail. Misalnya yang mudah terjual adalah gantungan kunci dari aneka jenis kemasan yang termasuk bad plastic atau plastik yang tak laku dijual karena sulit didaur ulang jadi plastik baru. Misal kemasan sampo, deterjen, kopi saset, pewangi, dan lainnya. Biasanya plastik ini mengandung lapisan aluminium foil di dalamnya. Ia mengolah sampah nakal ini menjadi bentuk-bentuk hewan seperti ikan. Agar lebih atraktif ditambah manik-manik untuk mata dan anyaman sebagai sisiknya. Dijual Rp5000 per biji. “Saya bisa beli handphone dan lemari sendiri,” Arya bangga. Desain dan pengerjaan lebih rumit di antaranya wadah sesajen dari anyaman kertas koran bekas dan tas. Hasil kerajinan sampahnya terlihat rapi dan kuat. Misalnya tas dari aneka “bad plastic” tebal hanya dianyam tanpa dijahit. Lalu disambungkan tali untuk pegangan tangan. Ia mengaku belum bisa menjahit. Arya adalah salah satu pengrajin sampah di Trash Fest, festival olah sampah yang dilaksanakan kelompok muda atau Yowana Desa Padangtegal, Ubud, Gianyar pada 4-5 November lalu. Dipusatkan di sebuah lahan sebelah Monkey Forest, objek wisata populer di Ubud yang dihuni ratusan monyet dan hutannya. Beberapa tahun ini Padangtegal memperlihatkan sistem pengolahan sampah terintegrasi. Tiap rumah didorong memilah sampah organik dan anorganik dahulu sebelum diangkut truk milik desa. Termasuk hotel dan restoran yang memadati desa ini. Sampah organik diolah di Rumah Kompos dan TPS Temesi di kota Gianyar yang digunakan untuk menyuburkan hutan monyet ekor panjang di Monkey Forest. Stan yang mengenalkan cara membuat kompos cair dan aneka tumbuhan dari pot olahan botol bekas dalam pameran di Trash Fest oleh Desa Padangtegal, Ubud, Bali, awal November 2017. Foto Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia Lingkaran ekologis di Padangtegal ini diperkenalkan lewat stan Rumah Kompos. Ada sebuah video yang ditayangkan berisi kampanye memilih sampah dan mengurangi penggunaan plastik. Pesan ini disampaikan alm Ida Pedanda Made Gunung, mendiang pemimpin ritual agama Hindu yang dikenal kritis dan dihormati. “Ke pura bawa canang pakai plastik? Seperti TPA nanti. Plastik tidak datang sendiri dari langit atau dibawa anjing. Plastik dibuang manusia sendiri, jangan lagi menggunakan plastik,” ingatnya. Ada juga role model Komang Arnawa, juara binaraga yang berkampanye pria sejati buang sampah di tempatnya. Di sini juga dipamerkan tong sampah terpilah dan booklet panduan mengolah sampah organik di rumah. Bisa dijadikan kompos organik cair dan padat. Kadek Sujana, salah satu anak muda dari Yowana Desa Padangtegal penggagas acara ini mengatakan sebagai daerah wisata Ubud harusnya bisa menyontohkan pengelolaan sampah. “Daerah wisata kan wajib bersih,” katanya. Ia sendiri relawan TrashStock, gerakan dengan misi sama di Bali. Anak-anak muda desanya ingin bergerak dalam penyadaran lingkungan ini melalui Trash Fest. Apalagi desanya menurut Sujana sudah menyontohkan pengelolaan sampah. “Ada pemberian penghargaan untuk warga yang rajin memilah sampah, tong sampahnya diisi nama,” tutur pria yang akrab dipanggil Eby ini. Selain masalah sampah, saat ini menurutnya Ubud makin padat karena kemacetan panjang. Jadilah polusi asap jika berjalan kaki di kampung turis ini. Karena bersinggungan dengan seni dan budaya, tak heran aneka kerajinan yang dipamerkan di Trash Fest lekat dengan ritual. Misalnya dalam lomba kreasi olah sampah ada kelompok banjar yang buat Barong, purwarupa rangkaian sesajen atau Gebogan, dan ogoh-ogoh boneka raksasa yang diarak malam jelang Hari Raya Nyepi. Ada puluhan stan produk olahan sampah serta makanan yang dibuat tanpa menawarkan plastik sebagai wadah. Jadilah piring diganti dengan anyaman janur atau daun. Demikian juga sendoknya. Makanan juga lebih sehat seperti sayuran, ketupat, dan lainnya. Namun air kemasan masih dijual di salah satu stan. Selain itu ada juga aneka pertunjukkan fashion testify daur ulang yang dibawakan remaja-remaja Desa Padangtegal. Show seperti ini menarik perhatian anak-anak muda yang hadir. Desa Padangtegal , Ubud, Gianyar, Bali, yang terkenal dan kaya dari hutan monyet Monkey Forest membuat sistem pengolahan sampah dari rumah dan terpilah. Foto Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia Rumah Kompos Rumah Kompos dibuat desa persis depan Monkey Woods. Di hutan ini dihuni sekitar 600 monyet ekor panjang Macaca fascicularis. Orang Bali menyebut bojog, dalam bahasa Bali. Warna bulu monyet lucu yang kerap naik ke bahu pengunjung ini keabu-abuan hingga coklat kemerahan. Ada jambang di pipi berwarna abu-abu, terkadang terdapat jambul di atas kepala. Hidung datar dengan ujung hidung menyempit. Ekornya panjang. Menurut catatan ProFauna, monyet yang umum dijumpai ini tersebar luas di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Statusnya tidak dilindungi. Namun di Desa Padangtegal, Ubud, monyet ini dilindungi. Mereka tinggal di lahan 12 hektar, di pusat keramaian, salah satu desa turis terkenal di dunia. Mereka membuat Padangtegal kaya. Hutan monyet yang terkenal dengan nama Monkey Woods ini menjadi sumber oksigen di tengah makin macetnya Ubud. “Luas hutan terus ditambah, ini pohon-pohon baru umur 10-15 tahun,” kata Murdana, salah satu pengelola. Tak mudah menumbuhkan pohon di habitat bojog ini. “Banyak bibit mati dirusak, dahan dipatahkan atau dicabut buat mainan.” Monkey Forest punya tim khusus menangani hutan konservasi ini. Bibit terjaga, kalau rusak segera diganti. Membuat hutan baru dan menumbuhkan dalam waktu cepat memerlukan pupuk. Mereka memutuskan menggunakan kompos agar alami dan tak meracuni habitat bojog. Kalau kompos beli terus, biaya cukup besar. Bagaimana solusinya? Sejak 2013, mereka mulai merintis produksi kompos skala rumah tangga. Tiap warga diminta memilah sampah rumah, lalu mengolah menjadi kompos padat maupun cair. Tak berjalan mulus. Tak banyak yang mau membuat kompos walau desa sudah memberikan tiga tempat sampah gratis. Untungnya, di Gianyar ada tempat pembuangan akhir TPA Temesi yang mengelola sampah dengan composting. Setelah diangkut dari lebih dari 700 rumah dan restoran, hotel, cafĂ©, dan usaha lain di desa, sampah organik dibawa ke TPA Temesi. Karena sudah terpilah di truk antara organik dan anorganik, Temesi barter dengan kantong-kantong kompos tiap hari. Rumah Kompos tak bisa mengolah semua sampah organik karena lahan sempit. Hanya buat model cara pengolahan, misal petak model composting, petak kecil kebun, dan penampungan sedikit sampah anorganik. “Kami ingin mendidik anak-anak memilah sampah, mengolah sejak dini dan memperlihatkan caranya di sini,” kata Supardi Asmorobangun, pengelola Rumah Kompos. Volume sampah organik terangkut di Padangtegal saat ini disebut sekitar 12-16 ton per hari. Sedangkan non organik 4 truk. Residu plastik dibawa ke TPA Suwung sekitar 2 truk per hari. Supardi menyebut jumlah pelanggan sampah di desa ini per November ini sebanyak 710 warga, 367 di antaranya pengusaha hotel, restoran, buffet, warung, kantor, artshop, dan lainnya. Artikel yang diterbitkan oleh

Secaraumum, proses produksi kerajinan bahan limbah lunak meliputi beberapa tahap di bawah ini. Selanjutnya apakah tongkol dan rambutnya juga akan didaur ulang atau tidak sangat tergantung dari keputusan rancangan pengrajin. Limbah lunak yang sifatnya basah harus diolah dengan cara dikeringkan di bawah sinar matahari langsung. 42+ Contoh Produk Olahan Sampah Organik Dari Bunga Yang Dikeringkan Terpopuler. Berbagai artikel akan halnya eksemplar produk olahan sampah. Bilang contoh variasi sampah alami, antara lain sampah makanan, beraneka rupa tipe pohon, dan limbah dari sampah organik basah adalah sampah alami yang memiliki kandungan air yang cukup tinggi. Tanaman merupakan ragam tumbuhan nan ditanam, dirawat, dan dikembangkan oleh manusia plong suatu media atau ruang buat dipanen dan dimanfaatkan dikala telah mengaras tahap pertumbuhan tertentu. Barang apa bedanya tumbuhan dan pohon liar? Galibnya perbedaan keduanya yakni, pokok kayu yaitu tumbuhan nan sengaja ditanam, biar tanaman liar merupakan tumbuh-tumbuhan nan hidup secara natural maupun bawah tangan. Dalam sumber lain mengungkapkan bahwa definisi tumbuhan yaitu beberapa variasi organisme yang dibudidayakan lega satu ulas atau wahana buat dipanen dikala telah mencapai tahap pertumbuhan tertentu. Kenyataannya, rapat persaudaraan semua pokok kayu merupakan pohon, akan cuma konotasi tanaman meliputi beberapa fungsi termaktub kawul pangan dan alga bahan hendaknya-agar yang sengaja dibudidayakan dan dimanfaatkan sebab skor gemi. Arti pokok kayu itu sendiri cukup simpel, yaitu sesuatu yang ditanam supaya menjadi tumbuh. Lalu apa perbedaan tanaman dan tumbuhan? Tanaman itu yakni pokok kayu yang sengaja ditanam, sedangkan tumbuhan merupakan sesuatu nan bertaruk dari permukaan dunia. Tanaman hias juga tertulis spesies tanaman biar tidak dipanen, sebab pokok kayu hal yang demikian adalah tumbuhan yang sengaja ditanam dan dimanfaatkan sebagai penghias bagus luar maupun dalam ruangan. Jadi secara simpel, signifikansi tumbuhan merupakan segala apa ragam tumbuhan nan sengaja ditanam dan dirawat untuk diambil manfaatnya, bagus sebagai makanan, hiasan, pembeli-obatan, penghasil kayu, dan tidak-tidak. Kreatif Patera Gersang Disulap Jadi Kerajinan Beromset Puluhan Juta Rupiah Youtube from Nah, idn times sudah memendekkan 10 olahan ubi belanda tersisa yang dijamin cak bagi mengenyangkan dan membuat harimu makin menyenangkan. Spesies sampah pertama nan kita pelajari yaitu sampah sampah organik yakni limbah yang berpangkal dari sisa khalayak hidup ataupun berbunga alam begitu juga akan belaka jika sampah ini terkena oleh air, maka harus dikeringkan menggunakan alat. Pembuatan serat tanah daun pengomposan alias composting. Sampah organik berasal berpangkal cucu adam jiwa, baik manusia, hewan, maupun pokok kayu. Sampah organik merupakan salah satu jenis sampah yang mulai sejak dari molekul organik. Pembuatan pupuk kompos pengomposan atau composting. Limbah organik limbah organik merupakan limbah nan berasal dari individu semangat alami dan sifatnya mudah membusuk/terurai. Bisnis olahan bermula sampah plastik. Seperti yang kita luang, banyak sekali spesies macam dan beraneka spesies tumbuhan di dunia ini, jangankan di dunia, terkadang kita tidak adv pernah spesies variasi ataupun spesies macam pokok kayu yang ada di sekeliling kita, hehe peristiwa hal yang demikian sebab saking banyaknya ragam variasi tanaman nan merecup disekitar kita, menginjak dari tanaman sayur-sayuran, buah – buahan, tanaman atau tumbuhan nan malahan dimanfaatkan untuk obat obatan, ulah polah pepohonan, tumbuhan hias, tumbuhan paku dan banyak pun spesies diversifikasi pohon yang lainnya. Pada tiap macam dan jenis tanaman tersebut mempunyai habitat, manfaat serta memiliki ciri ciri nan berbeda cedera. Misalnya plong sayuran dan pula pada buah buahan, dimanfaatkan kandungan vitaminnya nan terdapat di dalamnya untuk memenuhi keperluan zat makanan lega raga setiap harinya. Meskipun sreg tanaman obat obatan dimanfaatkan sebagai pemohon dari bermacam tipe penyakit. Nah berikut ini ialah sebagian tipe 42+ Contoh Produk Olahan Sampah Organik Mulai sejak Anak uang Yang Dikeringkan Terpopuler ialah sebagai berikut 42+ Contoh Produk Olahan Sampah Organik Dari Bunga Yang Dikeringkan Terpopuler Source Lantas apasih intensi bermula dibuatnya poster dan slogan ini ? Source Beberapa olahan makanan nan kita konsumsi selama ini ternyata memang merupakan hasil karya berusul penerapan bioteknologi. Source Lantas apasih tujuan dari dibuatnya poster dan slogan ini ? Source Pendek narasi, saya temukan racun hama organik yang sekata kerjakan tanaman anggur. Source Kalau kita menelisik lebih dalam bagaimana korban pangan itu diproduksi, kita akan menemukan peran sejumlah mikroorganisme di dalamnya. Source Sampah alias limbah organik ini tergolong sampah yang ramah lingkungan karena dapat di urai maka itu basil secara lami dan berlangsungnya. Source Komplet sampah organik dan pengertiannya. Source Sampah yang enggak boleh diuraikan bisa digunakan bikin bahan daur ulang, contohnya plastik. Source Lantas apasih tujuan dari dibuatnya surat tempelan dan slogan ini ? Source Limbah kaleng ialah sampah bersumber produk minuman dan beberapa makanan yang diawetkan. Source Lantas apasih harapan dari dibuatnya poster dan slogan ini ? Source Sampah atau limbah organik ini tergolong sampah nan ramah lingkungan karena boleh di urai maka dari itu bakteri secara lami dan berlangsungnya. Source Sampah organik adalah limbah yang bersal mulai sejak sisa makhluk arwah alam seperti hewan, sosok, pokok kayu nan mengalami pembusukan atau pelapukan. Source Limbah organik limbah organik ialah limbah yang berpangkal dari makhluk semangat alami dan sifatnya mudah memburuk/awut-awutan. Source Sampah organik adalah limbah yang bersal bermula sisa makhluk hidup alam sebagaimana hewan, manusia, tumbuhan nan mengalami pembusukan alias pelapukan. Source Siapa nih yang udah pernah takhlik poster atau slogan ? Source Sebagai contoh komoditas kerajinan yang dibuat dari hasil olahan limbah organik dan anorganik tersebut misalnya ialah seperti yang dapat anda tatap dan tonton sreg tayangan video ini. Source Abu kusen sisa olahan mebel. Source Sampah organik nan bisa diolah untuk menghasilkan biogas misalnya sampah dari pasar indung biogas yang dihasilkan dari olahan limbah organik itu kemudian dapat disalurkan sebagai mangsa gerakan go green untuk menggunakan produk organik, mengurangi sampah dan bertenggang energi. Source Bunga kembang sepatu merupakan anakan yang paling banyak dijadikan komplet plong palajaran morfologi tumbuhan di sekolah.
BacaJuga : Kerajinan Bunga dari Plastik, Pengeringan - Setelah melewati proses pencucian sampah plastik dikeringkan dahulu dengan standar suhu yang sudah ditetapkan untuk mempertahankan kualitas produk. Tentang metode cara untuk pengolahan sampah plastik yang terbaru. Dan harapan kami, pemerintah ikut terlibat dalam sosialisasi daur
ï»ż- Sampah atau limbah bisa disebut sebagai sisa produksi yang tidak digunakan lagi. Pembuangan sampah yang tidak benar akan membuat limbah mencemari lingkungan. Pencemaran terjadi karena limbah yang ada tidak semuanya dapat terurai dengan cepat dan baik oleh tanah. Pada akhirnya, jika tidak ditangani dengan baik, maka limbah akan berubah menjadi sumber Undang-Undang UU Nomor 18 Tahun 2008, limbah diartikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia. Dikutip dari buku Mengolah Sampah Untuk Pupuk dan Pestisida Organik 2010 karya Setyo Purwendro Nuhidayat, menjelaskan mengenai jenis sampah berdasarkan bahan asalnya, sampah dibagi menjadi dua jenis yaitu Sampah Organik Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sampah organik masih dibagi menjadi dua, yaitu sampah organik basah dan sampah organik kering. Limbah Organik Basah Limbah organik basah adalah jenis sampah yang mempunyai kandungan air cukup tinggi. Contohnya kulit buah, kulit jagung, kulit bawang, sisa biji-bijian, jerami dan sisa sayuran. Pengolahan limbah organik basah bisa dilakukan dengan cara melakukan pengeringan dibawah sinar matahari langsung hingga kadar air yang terkandung dalam bahan limbah organik berkurang atau habis. Bahan limbah yang sudah kering bisa dijadikan bahan baku untuk dibuat menjadi berbagai macam produk kerajinan. Proses pembuatan produk kerajinan masih memerlukan proses lain seperti pencelupan warna atau proses pengawetan agar kuat dan tahan lama.
MagicalBook Geometry Voice Interactionmerupakan media konkrit berbasis audio visual yang dikombinasikan textbraille bagi siswa SMPkhususnya materi bangun ruang. Dari implementasi media, kemampuan kognitif siswa tunanetra kelas IX di SMPLB-A YPAB Surabaya meningkat, guru dan siswa juga semakin termotivasi untuk belajar.
limbah organik via jadi duit, berikut bermacam-macam barang jadi yang bisa dijual dan bahanya cuma dari kalian ketahui terlebih dahulu bahwa didalam Pengertian Limbah Adalah buangan yg dihasilkan oleh suatu proses produksi baik Produksi Industri maupun Produksi Rumah Tangga Domestik, dan Macam – Macam Limbah sendiri ada beberapa macam yakni Limbah Sampah, Limbah Black Water Air Kakus dan Limbah Air Buangan Grey Water.Adapun Jenis – Jenis Limbah jika ditinjau menurut Bahan Kimia Senyawanya maka dibagi menjadi 2 Macam Limbah yakni Limbah Senyawa Organik dan Limbah Senyawa Anorganik. Yuk kita bahas limbah organik yang memiliki banyak saja limbah organik dan anorganik ?limbah organik vs anorganik via ini pengertian apa saja limbah organik dan anorganik Pengertian Limbah Organik dan ContohnyaPengertian Limbah Organik adalah limbah yg masih bisa diuraikan kembali oleh suatu Bakteri, dan jika dilihat secara umum Pengertian Limbah Organik itu sendiri berasal dari berbagai macam sisa aktivitas Manusia, Hewan, ataupun Tumbuhan. Limbah Organik atau sampah organik sendiri bisa didaur ulang menjadi berbagai macam hal, seperti misalnya kotoran hewan atau manusia yang bisa dijadikan sebagai sumber Pengertian Limbah Anorganik dan ContohnyaPengertian Limbah Anorganik adalah sisa limbah atau sampah yang sudah tidak dapat diuraikan kembali oleh Bakteri dekomposer. Beberapa Contoh Limbah Anorganik itu sendiri diantaranya adalah Sisa Sabun Cuci, Sampah Kantong Plastik, Sisa Kain yang sudah tidak digunakan, Limbah Hasil Pabrik, Limbah Minyak, kemudian Sampah Botol Plastik berbagai macam minuman, dan juga sampah yang berasal dari Logam. Dari Macam – Macam Contoh Limbah Anorganik tersebut bisa dioleh kembali dan untuk Pengolahan Limbah Anorganik ini sendiri dapat dilakukan dengan cara daur ulang atau pengertian apa saja limbah organik dan anorganik itu. Selajutnya apa saja contoh limbah organik itu ? Simak yuk!Apa saja contoh limbah organik ?Berikut adalan apa saja contoh limbah organik 1. Daun daun kering2. Kulit buah3. Makanan sisa yang basi4. Buah busuk5. Tissue bekas pakai6. Kapas bekas pakai7. Kertas bekas8. Serbuk kayu sisa olahan mebel9. Bangkai hewan10. Kotoran hewan dan manusia11. Minyak goreng bekas pakai12. Air bekas cucian beras13. Ampas kopi14. Ampas teh15. Jerami sisa panen padi16. Kulit kerang17. Kulit kacang tanah18. Makanan kadaluarsa19. Potongan rambut manusia20. Ampas tahu dari pabrik tahuItulah apa saja contoh limbah organik yang memiliki banyak manfaat untuk kehidupan. Namun, tahukah anda bagaimana karakteristik limbah organik itu ?Bagaimana karakteristik limbah organik ?karakteristik limbah organik via organik mudah membusuk, seperti sisa makanan, sayuran, daun-daunan kering, potongan-potongan kayu, dan sebagainya. Limbah organik terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik seperti dari kegiatan rumah tangga maupun kegiatan ini juga bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami. Limbah ini mempunyai sifat kimia yang stabil sehingga zat tersebut akan mengendap kedalam tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya. Limbah organik relatif lebih aman dibandingkan limbah anorganik dan limbah berbahaya. Bahkan sebagian dari limbah organik tersebut ada yang dapat dimanfaatkan secara langsungKarakteristik Limbah OrganikKarakter FisikBentuk zatSuhuBauWarnaKekeruhanKarakteristik KimiaBahan OrganikBOD Biologycal Oxygen Demand DO Dessolved Oxygen COD Chemical Oxygen Demand pHLogam BeratKarakteristik BiologiKarakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air karakteristik limbah organik yang ada di sekitar kita. Apasih fungsi limbah organik itu ? Simak berikut ini!Fungsi limbah organikBerikut ini adalah fungsi limbah organik bagi kehidupan Menjadi Kompos dan Pupuk SederhanaSebenarnya sudah lama diketahui bahwa sampah organik seperti sisa sayuran dan dedaunan dapat dijadikan kompos. Namun belum banyak orang yang mengolahnya menjadi kompos dan dimanfaatkan untuk Pakan TernakSampah organik yang berupa dedaunan biasanya dapt dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti kambing, sapi, kerbau dan binatang herbivora lainnya. Namun baru baru ini, sampah organik tidak hanya dapat menjadi bahan pakan untuk binatang herbivora saja. Penelitian yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa UNDIP berhasil membuat pelet untuk pakan ikan dan Kerajinan TanganSampah organik kering sebenarnya dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai jual dan bervariasi. Banyak beberapa orang memanfaatkankannya menjadi bahan kerajinan. Seperti enceng gondong yang sudah kering dan biasanya hanya dibakar, ada masyarakat yang mengolahnya kembali dan membuat tas dari bahan Biogas dan ListrikLimbah sampah organik yang beragam pastinya akan memerlukan cara pengolahan yang beragam pula. Produk lain yang dapat dihasilkan dari sampah organik adalah biogas dan fungsi limbah organik yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Namun, apakah semua limbah organik bisa dimanfaatkan ? Berikut semua limbah organik bisa dimanfaatkan ?Jawabanya adalah Tidak! Karena ada sebagian limbah organik yang mengandung racun atau kotoran yang justru berbahaya. Jadi tidak semua limbah organik dapat didaur ulang dan difungsikan. Jadi apa saja limbah organik yang dapat difungsikan ? Apa saja limbah organik yang bisa diolah menjadi barang kerajinan ? Berikut saja limbah organik yang bisa diolah menjadi barang kerajinan ?Berikut ini merupakan apa saja limbah organik yang bisa diolah menjadi barang kerajinan unik. Simak ya!Lampu Hias dari Limbah Tempurung Kelapalampu hias dari limbah tempurung kelapa via ada satu lagi lampu hias dari limbah organik kering, jika tadi terbuat dari botol plastik, kali ini lampu hiasnya terbuat dari tempurung kelapa. Cara membuatnya tinggal siapkan tempurung kelapa yang sudah kering, jika belum maka kamu harus mencemurnya terlebih dahulu, lalu bersihkan dari serabut yang menmpel hingga halus potong tempurung kelapa sesuai dengan apa yang kamu inginkan, pastikan kamu sudah tentukan bentuk apa yang ingin kamu buat. Jika sudah, tinggal tempelkan bagian satu persatu sesuai dengan keinginanmu, pastikan menempelkan dengan rapi agar terlihat bahannya dari bahan bekas tapi jika kita membuatnya serapi mungkin maka hasilnya nanti akan terlihat Limbah dari Kulit Kerangkerajinan limbah dari kulit kerang via kali ketika kita melintas di daerah pesisir banyak sekali yang menjual kerajinan dari kulit kerang. Beraneka ragam kerajinan dari kulit kerang mulai dari lampu hias, fas bunga, wadah tisu, asbak dan masih banyak lagi yang dapat kita jumpai kerajinan dari kulit kerang pun berfariasi antara puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah, tergantung dari kerumitan untuk membuatnya, semakin rumit, semakin banyak bahan yang dibutuhkan maka harganya akan semakin Limbah dari Kulit Jagungkerajinan limbah dari kulit jagung via satu contoh dari limbah organik basah adalah kerajinan bunga yang terbuat dari kulit jagung, pasti kamu tidak menyangka jika gambar diatas terbuat dari kulit jagung. Sangat indah untuk hiasan kamar atau ruang tamu dengan modal yang relatif lebih membuat bunga nya yaitu dengan memotong kulit jagung sesuai bentuk bungan yang kita inginkan, kemudian rekatkan dengan lem, pastikan bentuknya rapi, cara agar rapi yaitu menempelkannya dengan Limbah dari Kulit Bawangkerajinan limbah dari kulit bawang via cantik bukan? itu adalah kerajinan yang terbuat dari kulit bawang, kamu bisa menggunakannya untuk hiasan atau juga bisa untuk acara pernikahanmu, pasti akan terlihat unik, dan pastikan sebelum mengolah kulit bawang untuk menjemurnya terlebih dulu agar bau dari bawangnya hilang. Limbah organik untuk kerajinan memiliki nilai tinggi loh, karena proses pembuatan yang dari Limbah Pelepah Pisangtas dari limbah pelepah pisang via yang cantik ini ternyata terbuat dari limbah pelepah pisang, tak disangka bukan limbah bisa menjadi produk secantik gambar diatas. Tentu limbah organik untuk kerajinan yang sudah diolah menjadi tas atau yang lainnya mempunyai nilai harga yang mengetahui apa saja limbah organik yang bisa diolah menjadi barang kerajinan unik. Lantas, bagaimana proses pengolahan limbah organik tersebut ?Bagaimana proses pengolahan limbah organik ?Proses pengolahan masing-masing bahan limbah organik secara umum sama. Pengolahan dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin. Prosesnya yaitua. Pemilahan bahan limbah organikSebelum didaur ulang bahan limbah organik harus diseleksi terlebih dahulu untuk menentukan bahan mana yang masih dapat dipergunakan dan mana yang sudah seharusnya dibuang. Pemilahan bahan dapat dilakukan secara manual dan disesuaikan dengan tujuan penggunaan bahan yang telah Pembersihan limbah organikLimbah organik yang sudah terseleksi harus dibersihkan dahulu dari sisa sisa bahan yang telah dimanfaatkan sebelumnya. Misalnya saja kulit jagung, maka kulit jagung harus dipisahkan dari tongkol dan rambutnya. Lalu apakah tongkol dan rambutnya juga akan didaur ulang atau tidak itu tergantung dari perancangan PengeringanBahan limbah organik yang sifatnya basah harus diolah dengan cara dikeringkan di bawah sinar matahari langsung, agar kadar air dapat hilang dan bahan limbah dapat diolah dengan PewarnaanPewarnaan pada bahan limbah organik yang sudah kering merupakan selera. Jika dalam desain diperlukan bahan limbah yang diberi warna maka bahan limbah perlu diwarnai terlebih dahulu sebelum diproses sebagai produk kerajinan. Proses pewarnaan yang umum dilakukan pada bahan limbah organik basah adalah dengan cara dicelup atau direbus bersama zat warna tekstil agar menyerap. Sedangkan bahan limbah organik kering dapat diwarnai dengan cara divernis/dipolitur, dapat pula dicat menggunakan cat akrilik atau cat Pengeringan setelah pewarnaanSetelah diberi warna, bahan limbah organik harus dikeringkan kembali dengan sinar matahari langsung agar warna pada bahan baku dapat kering sempurna tidak mudah Finishing sebagai proses akhir agar siap pakaiBahan limbah organik yang sudah kering dapat difinishing agar mudah diproses menjadi karya. Proses finishing juga berbagai macam caranya, seperti diseterika untuk limbah kulit agar tidak kusut, dapat pula digerinda, atau tadi penjelasan kita mengenai limbah organik, semoga kita bisa memanfaatkan limbah yang ada disekitar kita, selain untuk merawat lingkungan kita juga mendapatkan untung dari limbah yang telah kita kelola, mulai sekarang mari kita berfikir maju dan menumbuhkan pemikiran-pemikiran yang kreatif. unik Untuklebih jelasnya berikut ini perbedaan dari sampah organik dan anorganik.: Sumber sampah yang organik dari makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tanaman. Sedangkan sampah anorganik berasal dari proses industri. Proses penguraian sampah yang organik dilakukan secara alami oleh bakteri di dalam tanah dan proses penguraiannya cepat.

JawabanPupuk KomposPenjelasanProduk olahan sampah organik dari bunga yang dikeringkan adalah pupuk Membantu No Copas Saya kerjain serius

Kulitsemangka juga dibuat asinan/acar seperti buah mentimun atau jenis labu-labuan lainnya. Saat ini pembudidayaan buah semangka masih sedikit di lakukan oleh para petani di Indonesia. Padahal pada daerah-daerah maju,selain membudidayakan buah yang unggul, semangka juga telah memiliki berbagai variasi rasa dan bentuk. Sebelum kalian memahami apa itu limbah, alangkah baiknya kalian memahami juga apa itu sampah. Sampah bisa diartikan sebagai barang yang sudah tidak terpakai lagi lalu di buang oleh pemakainya, tapi dapat di kelola atau di daur ulang dengan prosedur yang tepat. Sedangkan limbah diartikan sebagai sampah yang dihasilkan dari proses kegiatan produksi, sumber limbah diantaranya dari proses kegiatan pertanian, industri, pertambangan dan rumah tangga. Limbah terbagi menjadi dua jenis yakni limbah organik dan anorganik. Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan dekomposisi dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau sering disebut dengan kompos. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Sampah adalah Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar 95% berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik. Jenis-Jenis Sampah Organik Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi Sampah Organik Basah Sampah organik basah adalah jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan atau sayuran hasil dari pengolahan dan pembuatan makanan yang sebagian besar terdiri dari zaat yang mudah membusuk. Sampah Organik Kering Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering. Limbah industri organik di indonesia biasanya berupa limbah pabrik kelapa sawit PKS. Limbah PKS semakin meningkat seiring dengan perkembangan industri kelapa sawit yang sedang terjadi sehingga kuantitas dan kualitas limbah padat yang dihasilkan juga semakin Oleh karena itu dibutuhkan manajemen penanganan limbah padat industry yang terstandardisasi Asbudi, 2012. Limbah Rumah Sakit biasanya berupa botol plastik, botol impus dan plastik suntikan. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Energi Biomassa Dampak Limbah Organik Berikut ini terdapat beberapa dampak limbah organik, terdiri atas Dampak terhadap Kesehatan Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah haemorhagic fever dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai. Penyakit jamur dapat juga menyebar misalnya jamur kulit. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita taenia. Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah. Sampah beracun Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa Hg. Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator. Dampak terhadap Lingkungan Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak. Prinsip Pengolahan Limbah Organik Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan ini dikenal dengan nama 4R, yaitu Mengurangi Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. Menggunakan Kembali Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang. Mendaur Ulang Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Mengganti Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Bioteknologi adalah Cara Pengolahan Limbah Organik Pengomposan sampah kota umumnya sama saja seperti pengomposan bahan baku lainnya. Hanya yang patut dipikirkan adalah jumlah bahan organik kering yang digunakan dalam pencampuran bahan baku proses pengomposan. Pengomposan secara sederhana bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut 1. Pengomposan Menggunakan Drum Plastik Pengomposan menggunakan drum plastik sangat cocok diterapkan untuk mengolah sampah rumah tangga. Bahan Dan Peralatan Yang Digunakan Ember atau drum plastik yang telah dimodifikasi dibuat berlubang dengan kapasitas minimum 100 kg. Bioaktivator cair metode aerob atau bioaktivator padat metode anaerob. Bahan baku sampah organik hindari daging, tulang, duri ikan, sisa makanan berlemak, susu, kotoran anjing, kucing, dan babi. Cara Membuat Cacah bahan baku hingga berukuran 2-5 cm. Taburkan bioktivator OrgaDec 0,5% ke atas bahan baku, aduk hingga tercampur rata. Siram dengan air hingga diperoleh kelembapan yang diinginkan 50-60%, langsung masukkan ke dalam drum plastik. Inkubasi selama 1-2 minggu, tergantung dari bahan bakunya. Pada hari ketiga atau hari kedelapan perlu dilakukan pengadukan atau pembalikkan secara manual agar aerasi di dalam drum berlangsung baik. 2. Proses Pembuatan Kompos Aktif Ekspres 24 jam Bahan Jerami kering, daun-daun kering, sekam, serbuk gergaji, atau bahan organik apa saja yang dapat difermentasi 20 bagian. Kompos yang sudah jadi 2 bagian. Dedak 1 bagian. Dectro disesuaikan dengan dosis 5 sendok makan. Air disesuaikan dengan dosis 20 liter. Cara Membuat Cacah atu giling bahan baku kompos hingga agak halus, lalu campurkan dengan dedak dan kompos yang sudah jadi. Larutkan Dectro ke dalam air. Siramkan secara merata larutan Dectro ke dalam campuran bahan baku sampai kadar airnya mencapai 45-50%. Tumpuk campuran bahan baku tersebut di atas ubin yang kering dengan ketinggian 30-35 cm, lalu tutup menggunakan karung goni. Pertahankan temperatur 40-600 C. Setelah 24 jam, kompos aktif ekspres selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik. Pemanfaatan Limbah Organik Manfaat sampah organik adalah untuk meningkatkan kesuburan pada tanah, karena bahannya organik dapat di urai oleh bakteri yang kemudian menjadi nutrisi yang sangat baik untuk pertumbuhan tanaman. Tanah menjadi lebih subur dan pohonnya bisa tambah bagus tumbuhnya. Ada juga limbah organik yang dapat di jadikan barang yang bernilai tinggi, seperti limbah akar tanaman untuk hiasan rumah, serbuk kayu untuk di jadikan mebel atau perabotan rumah tangga. Berikut pemanfaatan limbah organik, terdiri atas Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Pengertian Dan 100 Dampak Negatif Limbah Serta Pengolahannya DIBUAT MENJADI KOMPOS Kompos daat dibuat dari sampah organik yang menganung karbon dan nitrogen seperti sampah hijau, kotoran hewan, lumpur cair, dll. Proses pengomposan dimulai dengan pemilihan jenis sampah, pengecilan ukuran, penyusunan tumpukan,pembalikan, penyiraman, hingga proses penyimpanan. Sebaiknya seluruhtahapan dilakukan degan cara organik. DIJADIKAN SEBAGAI PUPUK SEDERHANA Ini berlaku untuk sampah organik hijau yang berupa daun-daunan contoh samaph dapur. Caranya sangat mudah, kita tinggal membuat lubang yang digunakan untuk membuang / menanam sampah organik tersebut sehingga kita tidak perlu membakar sampah organik. Sampah yang ditanam akan menyediakan unsur hara dan membuat siklus ekosistem dalam tanah berjalan dengan normal. DIJADIKAN TAMBAHAN PAKAN TERNAK Salah satu penelitian yang berhasil membuat pakan ayam dan ikan dari limbah organik rumah tangga dengan cara mencampur sisa sayuran, ikan dan ayam dengan dedak hasil penggilingan beras kemudian diifermentasi dengan menggunakan mikroba Niitrogen Phosphate Recovery Consentred Feed Product Developpment Organism NOPCO selama 5 hari sehingga menghasilkan pelet pakan ternak. DIJADIKAN KERAJINAN TANGAN Ini merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sampah organik yang bisa menjadi sumber penhahsilan bagi para ibu rumah tangga. Bahkanbila ditangani dengan serius bisa diekspor keluar negeri dan mendatangkan devisa bagi negara. Beberapa contoh kerajinan tangan yang bisa dibuat dengan menggunakan sampah organik adalah membuat kain dari serat tanaman, membuat sandal dari daun pandan, membuat ornamen bunga dari kulit jagung, membuat tas dari batok kelapa, dll. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Karakteristik Padat Dari Air Limbah Beserta Komposisinya Daftar Pustaka Hidayanto, 2010 limbah kelapa sawit sebagai sumber pupuk pada pakan ternak organik, diakses tgl 5 maret 2016 Al. Sentot Sudarwanto, SH, MH, 2010, Jurnal Peran Strategis Perempuan dalam Pengelolaanlimbah padat di akses pada tanggal 5 maret 2016 jurnal . __ Andi Sani Demikianlah pembahasan mengenai Limbah Organik – Pengertian, Jenis, Dampak, Prinsip, Cara, Pemanfaatan dan Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya. Bahkandi Amerika pupuk organik yang terbuat dari sampah dan kotoran sungai yang telah dikeringkan sering digunakan sebagai pakan ternak (Mara dan Caircross, 1994). Menurut hasil penelitian, diketahui bahwa sampah yang sering dianggap lebih banyak menyebabkan masalah karena mencemari lingkungan ternyata Pengelolaan sampah rumah tangga yang baik dan benar semakin ramai dibicarakan. Hal ini sangatlah wajar sebab menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sampah rumah tangga merupakan kontributor terbesar pada total produksi sampah di Indonesia pada tahun 2020, sehingga perlu diadakan pengelolaan sampah di kalangan masyarakat itu sendiri. Tapi, bagaimana cara melakukannya, ya? Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah memahami jenis sampah yang dihasilkan, entah itu organik maupun anorganik. Setelah memahaminya, barulah kita dapat menerapkan cara pengolahan sampah organik dan anorganik yang tepat. Simak penjelasan berikut ini untuk mengenal jenis-jenis sampah tersebut serta bagaimana Anda dapat mengolahnya di rumah! Secara garis besar, perbedaan antara sampah organik dan anorganik terletak pada bagaimana sampah tersebut terurai. Untuk sampah organik, proses penguraian terjadi secara alamiah dan biologis, sedangkan sampah anorganik hanya bisa diurai dengan cara-cara tertentu, seperti didaur ulang. Adapun yang termasuk sampah organik, antara lain sampah sisa makanan dan beberapa contoh sampah anorganik adalah kertas, kaleng, dan juga plastik. Idealnya, kedua jenis sampah ini harus dipisahkan agar cara pengolahan sampah organik dan anorganik yang Anda lakukan nantinya jadi lebih mudah untuk dikelola. Cara Pengolahan Sampah Organik Sisa makanan yang Anda konsumsi tidak harus terbuang secara sia-sia. Pasalnya, sampah organik bisa diproses secara sederhana dan memberikan berbagai macam manfaat. Ketika memilah sampah organik, perhatikan sisa sayuran atau buah-buahan yang bisa ditanam kembali regrow. Beberapa jenis sayuran yang bisa Anda tanam kembali, antara lain seledri, kangkung, dan juga buah jeruk. Namun, jika sampah tidak dalam keadaan yang memungkinkan proses regrow dijalani, Anda tetap dapat mengubahnya menjadi pupuk kompos yang bisa dimanfaatkan tanaman yang lainnya. Cara Pengolahan Sampah Anorganik Cara pengolahan sampah organik dan anorganik pada dasarnya mengharuskan kita untuk menguasai teknik memilah sampah secara baik. Namun, untuk pengolahan sampah anorganik, cara ini semakin penting lagi karena setiap jenis sampah anorganik bisa melalui teknik pengelolaan sampah yang berbeda-beda lagi. Pilah Sampah Pertama, kumpulkan sampah anorganik pada satu tempat sampah khusus. Kemudian, pisahkan sampah anorganik, entah itu terpisah sesuai jenisnya atau kondisi barangnya. Terakhir, bersihkan sampah anorganik agar layak untuk melewati proses pengolahan sampah selanjutnya. Lakukan 3R Pastikan Anda mengurangi penggunaan sampah dengan mengurangi barang belanjaan dan hanya beli dengan jumlah yang cukup reduce. Berikutnya, jika kondisi barang tersebut masih layak, Anda dapat menggunakan kembali barang tersebut reuse atau mendonasikannya. Namun, bila tidak bisa dipakai lagi, jangan ragu untuk mendaur ulang recycle sampah, seperti membuat tas dari kemasan plastik atau tempat pensil dari kaleng sisa makanan. Dengan begitu, barang daur ulang bisa Anda gunakan lagi atau bahkan bisa dijual kembali. Upaya NestlĂ© untuk Jadi Bagian dari Solusi Penanganan Sampah di Indonesia Upaya yang NestlĂ© lakukan untuk mendukung terciptanya pengelolaan sampah yang lebih baik di Indonesia. Salah satu contoh kegiatan yang merupakan kolaborasi adalah NestlĂ© bergabung dalam kemitraan Project STOP untuk turut membantu menjaga kebersihan perairan Indonesia. Project STOP merupakan gerakan kolaborasi yang fokus pada pengelolaan sampah di daratan agar tidak mencemari lautan. Bersama dengan Project STOP, selama tiga tahun, NestlĂ© akan melakukan pengembangan sistem pengelolaan sampah termasuk di dalamnya pembangunan fasilitas pengelolaan. Adapun wilayah yang menjadi target dari program ini, yakni 26 desa yang tersebar di wilayah Kecamatan Lekok dan Kecamatan Nguling di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Berkolaborasi dengan LSM Sahabat Lingkungan dan Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah di 10 lokasi Tempat Pengolahan Sampah. Melalui kemitraan ini diharapkan dapat mengurangi pencemaran sampah ke lingkungan, mengurangi penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir, dan mengoptimalkan pengumpulan sampah rumah tangga yang masih dapat didaur ulang. Fasilitas ini juga mengolah sampah organik sisa makanan rumah tangga menjadi pupuk kompos dan digunakan kembali sebagai pupuk untuk kegiatan penanaman sayur keluarga. Tidak berhenti sampai disitu, NestlĂ© Indonesia juga secara aktif terlibat dalam aliansi PRAISE Packaging and Recycling Alliance for Indonesia, bersama dengan lima anggota lainnya yang bergerak di bidang usaha makanan dan minuman. Bersama dengan PRAISE, NestlĂ© Indonesia turut mengadakan berbagai aktivitas guna membantu meningkatkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya mengelola sampah dengan baik dan berupaya untuk meningkatkan angka daur ulang kemasan pasca konsumsi, misalnya lewat seminar dan juga program bersih-bersih lingkungan bersama. Selain itu, NestlĂ© bermitra dengan Hivos dan Yayasan Rumah Energi melaksanakan program Olah Limbah Jadi Berkah yaitu pembangunan kubah biogas yang bisa dimanfaatkan oleh para peternak sapi di wilayah Jawa Timur. Sejak dimulai pada tahun 2010 lalu, kolaborasi ini berhasil membangun lebih dari kubah biogas untuk mengolah limbah kotoran sapi perah. Kubah biogas dapat mengolah gas metana yang terkandung di dalam kotoran menjadi gas untuk memasak, sehingga mengurangi penggunaan kayu bakar dan pembelian gas LNG. Selain itu, dengan pengolahan ini juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca greenhouse gas atau GHG sebanyak 2,6 MT karbondioksida setiap tahunnya. Itulah tadi ulasan seputar cara pengolahan sampah organik dan anorganik. Kesimpulannya, sampah memiliki beragam jenis. Namun, mengetahui apakah sampah tersebut organik atau anorganik merupakan langkah pertama yang bisa dilakukan untuk mengetahui cara yang tepat untuk mengolahnya, baik itu daur ulang atau menjadikannya pupuk kompos. Semoga informasi tadi bermanfaat dan menginspirasi untuk terlibat dalam pengolahan sampah secara tepat demi mendukung keberlanjutan bumi kita! Biasanya kedalaman yang digunakan adalah 100 hingga 120 cm. Lubang resapan ini bisa digunakan sebagai lubang resapan air untuk meningkatkan daya serap serta mengurangi genangan air. Hanya saja, selain sebagai lubang penyerapan untuk mengurangi genangan air tersebut, biopori juga bisa digunakan untuk lubang pengolahan sisa sampah organik.
ABSTRAK Pandemi covid-19 berdampak pada krisis ekonomi dan pemenuhan pangan keluarga. Dilain pihak, selama pandemi produksi sampah dapur di Indonesia meningkat 36 persen. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan penyuluhan dan pelatihan dalam mengintegrasikan hasil pengolahan sampah organik dengan program pekarangan pangan lestari bagi warga Kecamatan Mergangsan Yogyakarta. Kegiatan ditujukan kepada 15 orang pengurus Pimpinan Cabang 'Aisyiyah Mergangsan sebagai pengurus bank sampah dan didukung oleh tiga mahasiswa dari Biologi dan Teknik Industri Universitas Ahmad Dahlan. Kegiatan terdiri dari sosialisasi pekarangan pangan lestari 17 Juli 2021, pelatihan pengolahan sampah organik dengan ember tumpuk dan larva black soldier fly, pembuatan pupuk cair organik lindi, maggot kering, dan budikdamber 25 Juli 2021, penandatanganan MoU 7 Agustus 2021, serta monev 26 September 2021. Setiap melakukan penyuluhan dan pelatihan, peserta diberikan kuesioner untuk menganalisis peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pasca kegiatan seluruh peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan keterampilan khususnya dalam mengolah sampah organik dan pembuatan pupuk cair organik lindi dan budidaya tanaman pekarangan. Kendala selama kegiatan diantaranya beberapa peserta tidak memiliki hewan ternak sehingga belum optimal dalam memanfaatkan larva BSF sebagai pakan ternak. Kegiatan ini dapat menjadi strategi dalam memperkuat ketahanan pangan warga Mergangsan Yogyakarta di masa pandemi covid-19. Kata kunci ember tumpuk, larva bsf, lindi, pupuk, sampah organik ABSTRACT The COVID-19 pandemic has had an impact on the economic crisis and the fulfillment of the food in family. During the pandemic, the production of organic waste in Indonesia increased by 36 percent. The purpose of this community service is to provide counseling and training in integrating the results of organic waste processing with the Pekarangan Pangan Lestari program for residents of Mergangsan District, Yogyakarta. The activity was aimed at 15 Pimpinan Cabang Aisyiyah Mergangsan as waste bank administrators and supported by three Figures - uploaded by Inggita UtamiAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Inggita UtamiContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Produk olahan sampah Inggita Utami 1065 Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan; e-ISSN 2686-2964 Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan 23 Oktober 2021, Hal. 1065-1072 e-ISSN 2686-2964 Produk olahan sampah organik warga Mergangsan Yogyakarta untuk mendukung pekarangan pangan lestari di masa pandemi covid-19 Inggita Utami1*, Ichsan Luqmana Indra Putra1, Farid Ma’ruf2, Mei Satfah Dewi Alfika1, Feny Pramadita1, Rizki Amanda2 1 Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Terapan Universitas Ahmad Dahlan Ringroad Selatan, Bantul Yogyakata, Indonesia 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan Ringroad Selatan, Bantul Yogyakata, Indonesia Email inggitautami ABSTRAK Pandemi covid-19 berdampak pada krisis ekonomi dan pemenuhan pangan keluarga. Dilain pihak, selama pandemi produksi sampah dapur di Indonesia meningkat 36 persen. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan penyuluhan dan pelatihan dalam mengintegrasikan hasil pengolahan sampah organik dengan program pekarangan pangan lestari bagi warga Kecamatan Mergangsan Yogyakarta. Kegiatan ditujukan kepada 15 orang pengurus Pimpinan Cabang Aisyiyah Mergangsan sebagai pengurus bank sampah dan didukung oleh tiga mahasiswa dari Biologi dan Teknik Industri Universitas Ahmad Dahlan. Kegiatan terdiri dari sosialisasi pekarangan pangan lestari 17 Juli 2021, pelatihan pengolahan sampah organik dengan ember tumpuk dan larva black soldier fly, pembuatan pupuk cair organik lindi, maggot kering, dan budikdamber 25 Juli 2021, penandatanganan MoU 7 Agustus 2021, serta monev 26 September 2021. Setiap melakukan penyuluhan dan pelatihan, peserta diberikan kuesioner untuk menganalisis peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pasca kegiatan seluruh peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan keterampilan khususnya dalam mengolah sampah organik dan pembuatan pupuk cair organik lindi dan budidaya tanaman pekarangan. Kendala selama kegiatan diantaranya beberapa peserta tidak memiliki hewan ternak sehingga belum optimal dalam memanfaatkan larva BSF sebagai pakan ternak. Kegiatan ini dapat menjadi strategi dalam memperkuat ketahanan pangan warga Mergangsan Yogyakarta di masa pandemi covid-19. Kata kunci ember tumpuk, larva bsf, lindi, pupuk, sampah organik ABSTRACT The COVID-19 pandemic has had an impact on the economic crisis and the fulfillment of the food in family. During the pandemic, the production of organic waste in Indonesia increased by 36 percent. The purpose of this community service is to provide counseling and training in integrating the results of organic waste processing with the Pekarangan Pangan Lestari program for residents of Mergangsan District, Yogyakarta. The activity was aimed at 15 Pimpinan Cabang Aisyiyah Mergangsan as waste bank administrators and supported by three Produk olahan sampah Inggita Utami 1066 Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan; e-ISSN 2686-2964 students from Biology and Industrial Engineering, Universitas Ahmad Dahlan. The activities consisted of socializing pekarangan pangan lestari 12 June 2021, training on organic waste processing with stacked buckets and black soldier fly larvae, making organic liquid fertilizer leachate, dry maggot, and budikdamber 19 June 2021, signing the MoU 27 July 2021 , as well as monitoring and evaluation 22 September 2021. Each time they conduct counseling and training, participants are given a questionnaire to analyze the increase in participants' knowledge and skills. The results of data analysis showed that after the activity all participants experienced an increase in knowledge and skills, especially in processing organic waste and making organic leachate liquid fertilizer and cultivating garden plants. Obstacles during the activity included some participants not having livestock so that they were not optimal in utilizing BSF larvae as animal feed. This activity can be a strategy in strengthening food security for the residents of Mergangsan Yogyakarta during the COVID-19 pandemic. Keywords stacked buckets, bsf larvae, leachate, fertilizer, organic waste PENDAHULUAN Pandemi Covid-19 yang ditetapkan sejak Desember 2019 telah mengubah tatanan hidup dan menggangu perekonomian masyarakat dunia Sharifi & Khavarian-Garmsir, 2020. Menurut data World Health Organization WHO hingga 8 Juli 2021 tercatat jiwa terinfeksi coronavirus-2 SARS-CoV-2 dan jiwa berasal dari Indonesia Satgas Covid19, 2021. Kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat di beberapa negara berdampak pada terhentinya aktivitas perdagangan dan aktivitas fisik di masyarakat Nurita, 2021; Faidatimu et al., 2021. Ketidakjelasan kapan pandemi ini akan berakhir berpotensi menggangu ketersediaan pasokan pangan hingga krisis pangan Handoko, 2020. Pemerintah di berbagai negara mulai menggalakkan kembali urban farming, yang sudah berkembang sejak krisis global 2008, sebagai sumber pangan keluarga di masa pandemi Covid-19 Will et al., 2015; Langemeyer et al., 2021. Pemerintah Indonesia melalui Badan Ketahanan Pangan BKP juga menggalakkan kembali program pekarangan pangan lestari P2L bagi masyarakat terdampak BKP, 2020. Program tersebut mengintegrasikan pertanian berkelanjutan sustainable agriculture, pemberdayaan masyarakat community engagement, pemanfaatan sumberdaya lokal local wisdom, dan berorientasi pemasaran go to market sebagai proyeksi jangka panjang Wibowo, 2020. Inovasi program terus berkembang dengan perpaduan budidaya tanaman pangan, budidaya hewan, serta pengolahan sampah rumah tangga BKP, 2020. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK, selama pandemi Covid-19 telah terjadi kenaikan produksi sampah rumah tangga sebanyak tiga puluh enam persen dan semakin membebani Tempat Pembuangan Akhir TPA Puspita, 2021. Sampah organik, seperti sisa makanan, serasah, kertas, menyumbang 65,7 persen sampah di Indonesia bahkan 46,21 persennya tidak dikelola dan terbuang ke Tempat Pembuangan Akhir TPA SIPSN, 2020. Ironisnya 90 persen TPA di Indonesia masih berupa lahan terbuka atau open dumping yang tinggi akan produksi air lindi dan penyumbang terbesar gas rumah kaca seperti pada TPA Piyungan Rafianti, 2013. TPA Piyungan sebagai TPA terbesar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta juga sudah mengalami overcapacity sejak tahun 2021 Mulasari et al., 2014. Lima puluh persen sampah di TPA Piyungan berasal dari Kota Yogyakarta Humas Produk olahan sampah Inggita Utami 1067 Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan; e-ISSN 2686-2964 Pemda DIY, 2020. Guna mengurangi tingginya beban sampah di TPA tersebut, sejak tahun 2016 Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta telah membentuk 433 bank sampah di tingkat desa atau Rukun Warga RW DLH Kota Yogyakarta, 2018. Hanya saja upaya tersebut belum optimal karena 40% bank sampah tidak aktif dan sebagian besar hanya terbatas mengelola sampah anorganik. Permasalahan pengolahan sampah organik dan krisis pangan pada warga Yogyakarta di masa pandemi ini perlu adanya kerjasama dengan civil society organization CSO yang kuat di wilayah tersebut seperti Muhammadiyah ataupun Aisyiyah Faidatimu et al., 2021. Salah satu wilayah di Kota Yogyakarta yang warganya terdampak adalah di Kapanewon Kecamatan Mergangsan. Pimpinan Cabang Aisyiyah PCA Mergangsan menjadi organisasi Aisyiyah yang menggerakkan peran Wanita ibu rumah tangga untuk maju di berbagai bidang pelestarian lingkungan pengembangan agrikultur Diwanti & Herawati, 2019. Menurut Hastuti et al. 2021, ibu rumah tangga dan kelompok wanita tani menggerakkan pertanian di rumah dan skala dusun hingga desa, membentuk urban agriculture landscape, dan mengembangkan inovasi untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal. Pengolahan sampah sisa makanan rumah tangga dapat dikembangkan dengan teknologi tepat guna sederhana ember tumpuk Putri & Utami, 2019 dengan memanfaatkan agen biokonversi larva black soldier fly - BSF Hermetia illlucens Utami et al., 2020. Sampah organik yang terolah dari ember tumpuk akan menghasilkan air lindi yang tertampung di ember bagian bawah dan larva BSF maggot yang tertampung di bak penampung bagian atas ember. Air lindi selanjutnya dapat diolah menjadi pupuk cair organik PCO yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman pangan seperti kangkung darat Herlina et al., 2015 atau bayam Mardiana, 2019. Larva BSF yang dikeringkan ataupun dijadikan pelet dapat meningkatkan pertumbuhan ikan lele Meitiyani & Erwin, 2017. Program P2L yang diintegrasikan dengan teknologi pengolahan sampah ember tumpuk berbasis maggot dan produk PCO lindi serta pelet maggot selanjutnya dapat diterapkan kepada warga Mergangsan melalui pemberdayaan anggota Aisyiyah di Kapanewon kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah menganalisis pengaruh kegiatan penyuluhan dan pelatihan pengolahan sampah organik dengan ember tumpuk serta pembuatan pupuk cair organik lindi dan maggot kering untuk mengoptimalkan program pekarangan pangan lestari kepada anggota PCA Mergangsan Yogyakarta. METODE Lokasi dan Waktu Kegiatan Permasalahan yang tertuang di latar belakang diselesaikan dengan rangkaian penyuluhan dan pelatihan pengolahan sampah dengan ember tumpuk yang diintegrasikan dengan program pekarangan pangan lestari Gambar 1. Kegiatan diawali dengan survey dan persiapan alat dan bahan pada tanggal 30 Juni 2021 dan dilanjutkan dengan sosialisasi pekarangan pangan lestari yang diselenggarakan pada tanggal 17 Juli 2021 secara daring melalui media whatsapp group. Pada tanggal 25 Juli 2021 dilakukan rangkaian penyuluhan dan pelatihan pengolahan sampah organik dengan ember tumpuk dan larva black soldier fly BSF, pelatihan pembuatan pupuk cair organik lindi, pelatihan pembuatan maggot larva bsf kering, pelatihan budidaya ikan dalam ember atau budikdamber, serta budidaya tanaman pekarangan di Ruang Terbuka Hijau Produk olahan sampah Inggita Utami 1068 Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan; e-ISSN 2686-2964 RTH publik RW 17 Kecamatan Mergangsan. Sebagai upaya menjaga keberlanjutan dari kerjasama dengan mitra, pada tanggal 7 Agustus 2021 diselenggarakan penandatanganan Memorandum of Understanding MoU yang dilakukan dikantor PCA Mergangsan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini ditutup dengan monitoring dan evaluasi pada tanggal 26 September 2021. Gambar 1. Rangkaian kegiatan a persiapan, b penerapan protokol kesehatan oleh tim mahasiswa, c kegiatan penyuluhan dan pelatihan, d pemberian alat ke peserta, e monitoring dan evaluasi, f penandatanganan MoU dengan mitra Dokumentasi pribadi, 2021 Sasaran Kegiatan Mitra dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah Pimpinan Cabang Aisyiyah PCA Mergangsan. Sebanyak lima belas pengurus dan anggota PCA Mergangsan yang sebagian besar juga merupakan ketua pengurus bank sampah di tingkat kelurahan menjadi peserta dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Tiga mahasiswa dari program studi Biologi dan Teknik Industri Universitas Ahmad Dahlan ikutserta dalam mempersiapakan alat dan bahan dalam kegiatan ini. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah ember cat 25 kg bekas, paku, palu, bor listrik, keran, papan triplek kayu, ember besar, net pot, botol transparan, gunting. Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain larva BSF instar 1, bibit kangkung, rockwool, lakban, dan gelas plastik air mineral bekas. Pengambilan dan Analisis Data Setiap sebelum dan setelah kegiatan penyuluhan dan pelatihan, peserta diberikan kuesioner Gambar 2 untuk menganalisis peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta. Kuesioner berisi pertanyaan dengan skor jawaban nol untuk tidak paham, hingga skor 5 untuk sangat paham. Pengolahan data kuesioner dilakukan secara deskriptif dan inferensial untuk membandingkan pemahaman peserta sebelum dan setelah kegiatan berlangsung. Produk olahan sampah Inggita Utami 1069 Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan; e-ISSN 2686-2964 Gambar 2. Kuesioner sebelum dan setelah penyuluhan dan pelatihan Dokumentasi pribadi, 2021 HASIL, PEMBAHASAN, DAN DAMPAK Rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat memberikan pengaruh dengan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta Gambar 3. Peningkatan pengetahuan dapat dinilai dari hasil kuesioner sebelum dan setelah kegiatan berlangsung. Rata-rata pemahaman peserta tentang pengolahan sampah dengan ember tumpuk adalah 1,90 dimana nilai tersebut menunjukkan peserta kurang paham dengan pengelolaan sampah organik menggunakan ember tumpuk. Pasca pelatihan, pemahaman peserta meningkat menjadi paham dengan rata-rata nilai kusioner adalah 4,00. Peningkatan pemahaman ini cukup rata pada semua pelatihan yang diajarkan, baik dari pengolahan sampah organik dengan komposter berupa ember tumpuk Gambar 4, pembuatan pupuk cair organik lindi hingga pembibitan, serta pelatihan pengeringan maggot untuk pakan ternal lele dalam budikdamber. Peningkatan keterampilan diperoleh melalui hasil monitoring dan evaluasi ke setiap peserta. Kelima belas peserta mengalami peningkatan keterampilan dibuktikan dengan pelaksanaan pengolahan sampah dengan ember tumpuk di rumah masing-masing dan di bank sampah. 4-5 = sangat paham 3-3,9 = paham; 2-2,9 = cukup paham; 1-1,9 = kurang paham; 0-0,9 = tidak paham; Gambar 3. Rata-rata nilai kuesioner sebelum dan setelah kegiatan Produk olahan sampah Inggita Utami 1070 Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan; e-ISSN 2686-2964 Gambar 4. Pengenalan ember tumpuk kepada peserta Dokumentasi pribadi, 2021 Pengabdian kepada masyarakat dengan mengangkat pengolahan sampah dengan larva BSF sudah dilakukan pada tahun sebelumnya dengan lingkup hanya di kelurahan Brontokusuman saja. Pada pengabdian tersebut kegiatan hanya sebatas pengenalan ember tumpuk dan budidaya larva BSF saja dalam kandang Utami et al., 2020. Pengembangan terus dilakukan dalam mencapai renstra pengabdian kepada masyarakat ini dengan menyelaraskan hasil pengolahan sampah organik dengan program pekarangan pangan lestari sehingga hasil yang diperoleh peserta lebih komprehensif. Pemerintah Badan Ketahanan Pangan BKP telah mengembangkan program pekarangan pangan lestari, akan tetapi belum dikolaborasikan dengan produk-produk hasil pengolahan sampah dengan larva BSF. Melalui kegiatan pengabdian ini, program pekarangan pangan lestari dikombinasikan dengan pupuk cair organik untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman pekarangan seperti bayam, kangkung, cabe Gambar 5 dan maggot kering untuk meningkatkan pertumbuhan lele dalam budikdamber. Pertumbuhan tanaman dan ternak lele yang baik akan mengoptimalkan program pekarangan pangan lestari yang telah diusung pemerintah sebelumnya. Hambatan yang muncul pada kegiatan ini adalah kurang terserapnya larva BSF untuk dijadikan pakan ternak karena terbatasnya ternak yang dimiliki warga. Pelatihan yang akan dilakukan pada periode berikutnya adalah pelatihan budidaya BSF skala besar untuk diproyeksikan meningkatkan ekonomi warga. Gambar 5. Monitoring ke salah satu peserta yang telah menggunakan ember tumpuk dan menghasilkan pupuk organik cair untuk mengoptimalkan pekarangan pangan lestari Produk olahan sampah Inggita Utami 1071 Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan; e-ISSN 2686-2964 SIMPULAN Rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat memberikan pengaruh dengan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta. Peningkatan pengetahuan diukur dengan hasil kusioner yang diberikan sebelum dan setelah kegiatan, sedangkan peningkatan keterampilan diukur melalui kegiatan monitoring dan evaluasi yang diukur pada setiap peserta. Pemahaman peserta meningkat dari kurang paham menjadi paham setelah kegiatan dilakukan. Kendala selama kegiatan diantaranya beberapa peserta tidak memiliki hewan ternak sehingga belum optimal dalam memanfaatkan larva bsf sebagai pakan ternak. Kegiatan ini dapat menjadi strategi dalam memperkuat ketahanan pangan warga Mergangsan Yogyakarta di masa pandemi covid-19. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada LPPM Universitas Ahmad Dahlan untuk dukungan pendanaan dan moril selama kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berlangsung. Penulis juga berterima kasih kepada ketua dan pengurus Pimpinan Cabang Aisyiyah Mergangsan Kota Yogyakarta yang telah memberikan izin dan mendukung pelaksanaan kegiatan ini. DAFTAR PUSTAKA BKP. 2020. Petunjuk teknis bantuan pemerintah kegiatan pekarangan pangan lestari tahun 2020. Jakarta Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Diwanti, Herawati, 2019. Pemberdayaan Perempuan Melalui Bina Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah Bueka. Nusantara Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 6 2 194-206. DLH Kota Yogyakarta. 2016, December 31. Rincian Data Bank Sampah 2016 Website Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta. Faidatimu, N., Khozin, H., Mahendra, G. 2021. Community Empowerment Program Model for MSMEs’ Actors Affected by Covid-19 in Special Region of Yogyakarta. Jurnal Studi Pemerintahan, 12 2 169-192. Handoko, 2020, October 23. Menjaga ketahanan pangan di masa pandemic covid-19 Website Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Hastuti, Darma, R., Salman, D., Santosa, S., Martosenjoyo, T., Dungga, 2021. Gender preference on the quality of landscape aesthetic of urban agriculture. Journal of Socioeconomics and Development, 4 1 57-68. Herlina, Puspita, L., Syamsi, F. 2015. Uji Efektivitas Manfaat Air Lindi Produksi Tempat Pembuangan Akhir TPA Telaga Punggur Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Morfometrik Tanaman Kangkung Darat Ipomoea reptans, Poir. SIMBIOSA, 4, 2, hlm. 70-78 Humas Pemda DIY. 2020, November 30. Perluasan TPST Piyungan Diproyeksikan Selesai 2025 Website Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Produk olahan sampah Inggita Utami 1072 Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan; e-ISSN 2686-2964 Langemeyer, J., Madrid-Lopez, C., Beltran, Mendez, 2021. Urban agriculture — A necessary pathway towards urban resilience and global sustainability?. Landscape and Urban Planning, 210 1-8. Mardiana, D. 2019. Pengaruh Komposisi dan Dosis Pupuk Organik Cair POC Lindi Tempat Pengolahan Akhir TPA Kaliori Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bayam Amaranthus sp.. Skripsi thesis. Universitas Jenderal Soedirman Meitiyani & Erwin. 2017. Perbedaan pengaruh pemberian belatung lalat tantara hitam Hermetia illucens terhadap pertumbuhan ikan lele Clarias sp. dan Ikan Bawal Colossoma macropomum. Prosiding seminar nasional biologi dan Pendidikan biologi UKSW 2018. Salatiga Program studi Biologi Universitas Kristen Satya Wacana. Mulasari, Husodo, Muhadjir, N. 2014. Kebijakan Pemerintah dalam pengelolaan sampah domestic. Kesmas Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 88 404-410. Nurita, D. 2021, July 2. Gonta-ganti istilah dari PSBB, PPKM mikro, PPKM darurat, apa bedanya? Puspita, R. 2021, February 15. KLHK Sampah Rumah Tangga Meningkat 36 Persen Saat Pandemi Putri, Utami, I. 2019. Pemberdayaan Anggota LLHPB Aisyiyah DI Yogyakarta dalam Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga. Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan 329-334. Rafianti. 2013, Maret 2. Mei, TPA Open Dumping Harus Ditutup Indonesia Solid Waste Newsletter. Satgas covid19. 2021, July 6. Data sebaran Indonesia Website Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Sharifi, A., Khavarian-Garmsir, 2020. The COVID-19 pandemic Impacts on cities and major lessons for urban planning, design, and management. Science of the Total Environment, 749 1-14. SIPSN. 2020, December 31. Grafik komposisi sampah Website Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional Kementerian Pertanian. Utami, I., Putra, Khotimah, K., Pangestu, 2020. Maggot Black Soldier Fly sebagai agen degradasi sampah organik dan pakan ternak warga mergangsan Yogyakarta. Logista Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, 42 127-135. Wibowo, A. 2020, November 18. Memahami Kebijakan Pengembangan Pekarangan Pangan Lestari P2L Sebagai Solusi Jitu Saat Pandemi Covid-19 Website Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang. Will, S., Broadgate, W., Deutsch, L., Gaffney, O., & Ludwig, C. 2015. The trajectory of the Anthropocene The Great Acceleration. The Anthropocene Review, 21, 81–98. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Asta Putri Inggita UtamiSampah organik yang tercampur di Tempat Pembuangan Akhir TPA dapat berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan karena menimbulkan aroma busuk, mengundang serangga pembawa penyakit serta menghasilkan air lindi yang menjadi pencemar perairan. Masyarakat sebagai penghasil sampah perlu diedukasi untuk memisahkan sampah organik dan melakukan pengolahan mandiri mulai dari skala kecil rumah tangga. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada mitra yaitu anggota Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana LLHPB Aisyiyah DIY dalam mengolah sampah organik rumah tangga, secara teori dan praktik. Tahap pertama yaitu penyuluhan pengolahan sampah organik yang mudah diterapkan. Tahap kedua yaitu pelatihan mengolah sampah organik dengan menggunakan komposter BSF dan uji coba di rumah masing-masing peserta. Hasil kegiatan ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan dari peserta dalam mengelola sampah organik rumah tangga serta menghasilkan produk yang lebih bermanfaat seperti pupuk cair dan magot untuk pakan ternak. Melalui kegiatan ini peserta diharapkan dapat mengajak warga di lingkungannya sehingga volume sampah organik yang masuk ke TPA dapat addition to providing food benefits, urban agriculture also has aesthetic benefits. Therefore, a visual assessment of the urban agricultural landscape can be used to measure this aesthetic value. Gender preference is also carried out to see differences in visual assessment. This research was conducted in Makassar City using primary data with 129 respondents consisting of 53 people who had never been to Makassar and 76 people who had been/lived in Makassar. The aesthetic assessment of agricultural landscapes in Makassar City used the Scenic Beauty Estimation SBE method with a perceptual dimension. The results showed that the most beautiful urban agricultural landscapes had a high level of preference, namely in various plant gardens and verticultural hydroponic systems. Furthermore, the highest SBE score as a potential attraction was shown by male respondent who had never been to Makassar. Possible urban agricultural landscape resources should receive special attention by arranging them neatly and cleanly so that they have high artistic value to provide beauty and comfort for Classification C00; O13; Q19Enam puluh persen sampah yang dihasilkan di Indonesia masih berupa sampah organik. Maggot atau larva black soldier fly-BSF Hermetia illucens L. mulai digunakan sebagai agen biologis pendegradasi sampah organik. Maggot terkenal kaya protein sehingga dapat dijadikan alternatif pakan bagi warga Mergangsan yang banyak membudidayakan lele cendol. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan penyuluhan dan pelatihan dalam memanfaatkan maggot bagi warga Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Juni hingga September 2020 kepada mitra yaitu anggota Pimpinan Cabang Aisyiyah PCA Mergangsang Yogyakarta. Paska penyuluhan dan pelatihan ini terjadi peningkatan dari 24% menjadi 100 % peserta yang mengolah sampah organik rumah tangganya dengan ember tumpuk dan maggot. Peserta yang semula tidak paham dengan bentuk dan manfaat maggot menjadi paham paska pelatihan tatap muka. Perpaduan ember tumpuk dan maggot pada kegiatan ini dijadikan sebagai teknologi tepat guna dalam mendegradasi sampah organik dan memisahkan air lindi yang dapat diolah menjadi pupuk cair organik. Kata kunci Maggot, Bsf, Sampah, Pakan, Yogyakarta ABSTRACT Sixty percent of the waste produced in Indonesia is still organic waste. Maggot or black soldier fly-BSF larvae Hermetia illucens L. began to be used as a biological agent for degrading organic waste. Maggot is also known to be rich in protein so it can be used as an alternative feed for Mergangsan residents who cultivate catfish. The aim of this community service is to provide counseling and training in utilizing maggot for residents of Mergangsan District, Yogyakarta City. This activity was carried out from June to September 2020 for partners, namely members of Pimpinan Cabang Aisyiyah PCA Mergangsang Yogyakarta. After this counseling and training, there was an increase from 24 % to 100 % of participants who processed their household organic waste with stacked buckets and maggots. Participants who initially did not understand the form and benefits of maggot became understand after face-to-face training. The combination of stacked buckets and maggot in this activity is used as an appropriate technology in degrading organic waste and separating leachate which can be processed into organic liquid fertilizer. Keywords Maggot, Bsf, Waste, Feed, YogyakartaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunakan senyawa organik cair “Lindi” yang dihasilkan dari limbah sampah TPA Telaga Punggur Batam. Jenis sayuran yang digunakan adalah tanaman kangkung darat Ipomoea reptans, Poir dengan menggunakan indikator pengamatan pertumbuhan morfometrik sebagai dasar perbandingan, yakni dengan membandingkan efek antara cairan organik lindi dengan cairan pupuk umum yang tersedia di pasar. Hasil analisis pengujian berdasarkan nilai laju pertumbuhan panjang tangkai daun dengan menggunakan uji F α = 5% didapat bahwa Fhitung adalah dan Ftabel atau nilai Fhitung > Ftabel, berdasarkan hasil ini hipotesa alternatif Hi diterima dan menolak H0, berarti bahwa senyawa organik cair lindi telah memberikan hasil signifikan dibandingkan pupuk umum. Sedangkan analisis hasil tes berdasarkan pada jumlah daun didapat bahwa Fhitung adalah dan Ftabel atau nilai Fhitung > Ftabel atau hipotesa menolak H0 menerima hipotesa alternatif Hi serta menyatakan senyawa organik cair lindi telah memberikan hasil signifikan untuk dapat menambah jumlah daun dibandingkan pupuk umum. Surahma Asti MulasariAdi Heru HusodoNoeng MuhadjirSampah berpotensi menciptakan masalah kesehatan lingkungan. Pemerintah mengupayakan berbagai kebijakan pengelolaan sampah seperti pelayanan sampah dan memberdayakan masyarakat untuk mengelola sampah secara mandiri. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kebijakan pemerintah dalam mengelola sampah domestik di Daerah Istimewa Yogyakarta DIY, perubahan kualitas lingkungan dan masyarakat akibat kebijakan pengelolaan sampah, dan untuk mengetahui metode pemantauan dan pengelolaan sampah yang ada di DIY. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan rancangan studi kasus. Fenomena yang menjadi studi dalam penelitian ini adalah kebijakan pengelolaan sampah di DIY. Permasalahan sampah yang ada di DIY adalah cakupan pelayanan pemerintah kabupaten yang masih sangat rendah, kecuali Kota Yogyakarta 90%. Sampah terangkut ke tempat pembuangan akhir masih rendah dibandingkan volume sampah yang dihasilkan. Kebijakan untuk pengelolaan sampah adalah di seluruh kabupaten/kota DIY telah terbentuk badan/unit yang bertanggung jawab mengelola sampah. Perubahan kualitas lingkungan dan masyarakat adalah lingkungan dan jalan menjadi bersih, asri, dan nyaman. Metode pemantauan dan evaluasi kebijakan pengelolaan sampah di DIY belum dituangkan dalam prosedur baku. Permasalahan sampah sudah menjadi perhatian bagi pemerintah daerah DIY. Kebijakan telah didukung dengan program layanan, proyek, regulasi, dan insentif khusus untuk pengelolaan sampah. Waste had great potential in creating environmental health issues. The government had tried various ways of waste management policy such as waste management services and people empowerment to manage their waste independently. The objectives of this study is to observe the problem of garbage in the Daerah Istimewa Yogyakarta DIY, the Government’s policy in managing domestic waste in DIY, the changes in environmental quality and community impact of the waste management, and the methods of monitoring and managing waste in DIY. This research was a qualitative case study design. The phenomenon in this research was the waste management policy in DIY. Waste problem in the province DIY was the district service coverage which was still very low, except for the city of Yogyakarta 90%. The waste transported to landfill was still low compared to the volume of waste generated. The policy in DIY for waste management was that in all districts/cities in DIY there had been units formed, responsible for managing waste. The changes in the quality of environment and community were that the environment and roads are getting clean, beautiful, and comfortable. The methods for monitoring and evaluation of waste management policy in the province had not been set forth in the standard procedure. Waste problem had been a concern for local government of DIY. The policy had been supported by the service program, project, regulatory, and special incentives for waste Great Acceleration’ graphs, originally published in 2004 to show socio-economic and Earth System trends from 1750 to 2000, have now been updated to 2010. In the graphs of socio-economic trends, where the data permit, the activity of the wealthy OECD countries, those countries with emerging economies, and the rest of the world have now been differentiated. The dominant feature of the socio-economic trends is that the economic activity of the human enterprise continues to grow at a rapid rate. However, the differentiated graphs clearly show that strong equity issues are masked by considering global aggregates only. Most of the population growth since 1950 has been in the non-OECD world but the world’s economy GDP, and hence consumption, is still strongly dominated by the OECD world. The Earth System indicators, in general, continued their long-term, post-industrial rise, although a few, such as atmospheric methane concentration and stratospheric ozone loss, showed a slowing or apparent stabilisation over the past decade. The post-1950 acceleration in the Earth System indicators remains clear. Only beyond the mid-20th century is there clear evidence for fundamental shifts in the state and functioning of the Earth System that are beyond the range of variability of the Holocene and driven by human activities. Thus, of all the candidates for a start date for the Anthropocene, the beginning of the Great Acceleration is by far the most convincing from an Earth System science Covid-19 pandemic newly brings food resilience in cities to our attention and the need to question the desired degree of food self-sufficiency through urban agriculture. While these questions are by no means new and periodically entering the global research focus and policy discussions during periods of crises — the last time during the global financial crisis and resulting food price increases in 2008 — urban and peri-urban agriculture continue to be replaced by land-uses rendering higher market values housing, transport, leisure. The loss of priority for urban agriculture in urban land-use planning is a global trend with only a few exceptions. We argue in this essay that this development has widely taken place due to three blind spots in urban planning. First, the limited consideration of social and ecological vulnerabilities and risk-related inequalities of urban inhabitants, food shortage among them, in the face of different scenarios of global change, including climate change or pandemic events such as Covid-19. Second, the disregard of the intensified negative environmental and related social externalities caused by distant agricultural production, as well as lacking consideration of nutrient re-cycling potentials in cities from wastewater to replace emission intensive mineral fertilizer use. Third, the lack of accounting for the multifunctionality of urban agriculture and the multiple benefits it provides beyond the provision of food, including social benefits and insurance values, for instance the maintenance of cultural heritage and agro-biodiversity. Along these lines, we argue that existing and new knowledge about urban risks and vulnerabilities, the spatially explicit urban metabolism energy, water, nutrients, as well as ecosystem services need to be stronger and jointly considered in land-use the early days of the COVID-19 crisis the scientific community has constantly been striving to shed light on various issues such as the mechanisms driving the spread of the virus, its environmental and socioeconomic impacts , and necessary recovery and adaptation plans and policies. Given the high concentration of population and economic activities in cities, they are often hotspots of COVID-19 infections. Accordingly, many researchers are struggling to explore the dynamics of the pandemic in urban areas to understand impacts of COVID-19 on cities. In this study we seek to provide an overview of COVID-19 research related to cities by reviewing literature published during the first eight months after the first confirmed cases were reported in Wuhan, China. The main aims are to understand impacts of the pandemic on cities and to highlight major lessons that can be learned for post-COVID urban planning and design. Results show that, in terms of thematic focus, early research on the impacts of COVID-19 on cities is mainly related to four major themes, namely, 1 environmental quality, 2 socioeconomic impacts, 3 management and governance, and 4 transportation and urban design. While this indicates a diverse research agenda, the first theme that covers issues related to air quality, meteorological parameters , and water quality is dominant, and the others are still relatively underexplored. Improvements in air and water quality in cities during lockdown periods highlight the significant environmental impacts of anthropogenic activities and provide a wake-up call to adopt environmentally friendly development pathways. The paper also provides other recommendations related to the socioeconomic factors, urban management and governance, and transportation and urban design that can be used for post-COVID urban planning and design. Overall, existing knowledge shows that the COVID-19 crisis entails an excellent opportunity for planners and policy makers to take transformative actions towards creating cities that are more just, resilient, and sustainable. Dyah Pikanthi DiwantiErna AndriyaniRahmadhani Santi HerawatiPemberdayaan perempuan menjadi konsentrasi salah satu organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakatan yang bergerak dalam berbagai bidang sangat mendukung upaya pemberdayaan perempuan. Muhammadiyah memiliki berbagai amal usaha, salah satunya pengelolaan badan usaha di organisasi otonom. Melalui Organisasi Otonom yang bergerak dalam ranah keperempuanan yaitu Aisyiyah. BUEKA merupakan skema program pemberdayaan ekonomi umat yang diluncurkan oleh Pimpinan Pusat Aisyiyah. Skema dirancang untuk memberdayakan Ibu rumah tangga, minimal dapat mempunyai usaha mandiri seperti usaha yang berbentuk home industry. Salah satunya di Pimpinan Cabang Aisyiyah Mergangsan. Satu hal yang menjadi fenomena adalah adanya potensi yang luar biasa dari BUEKA yang dikelola oleh PCA Mergangsan dan ini yang menjadi pijakan untuk dijadikan best practise di masyarakarat. Kegiatan yang dilakukan melalui pelatihan, pendampingan dan evaluasi menjadi aset penting dari keberlangsungan dan keberlanjutan penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Ditinjau dari tema pembahasan dalam penelitian ini tergolong jenis penelitian dengan pendekatan penelitian lapangan yang bersifat studi kasus. Sumber data berasal dari data primer dan sekunder yang diuji dengan teknik triangulasi. Manfaat penelitian bagi akademik adalah menambah wawasan dan bahan pengembangan penelitian, dan bagi praktisi adalah sebagai referensi, sumber informasi dalam pengelolaan BUEKA/ badan usaha baik ditingkatan Aisyiyah maupun ortom lain sekaligus bisa bermanfaat untuk referensi secara Kunci Pemberdayaan Perempuan, BUEKA Badan Usaha Ekonomi Keluarga AisyiyahPetunjuk teknis bantuan pemerintah kegiatan pekarangan pangan lestari tahun 2020. Jakarta Badan Ketahanan Pangan Kementerian PertanianBkpBKP. 2020. Petunjuk teknis bantuan pemerintah kegiatan pekarangan pangan lestari tahun 2020. Jakarta Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian
Berikutini proses pengolahan limbah organik basah yang dikutip dari buku Pemanfaatan Biomas Sampah Organik karya Fauziatun Nisak dkk. Perbesar. Sampah atau Limbah. Foto: Pixabay. 1. Pemilahan bahan limbah organik. ADVERTISEMENT. Sebelum didaur ulang, bahan limbah organik harus diseleksi terlebih dahulu untuk menentukan bahan mana yang masih
Oleh Ani Rachman, Guru SDN Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi - Sampah organik tergolong sampah ramah lingkungan karena pengolahan sampah organik sangat mudah dan tidak memerlukan biaya mahal. Hasil pengolahan sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pupuk kompos. Hasil pembusukan sampah organik sangat baik bagi tanah dan tumbuhan karena mengandung banyak zat hara. Sampah organik banyak dihasilkan oleh lingkungan pemukiman, pasar, dan restoran. Pengertian sampah organik Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup alam seperti hewan, manusia, tumbuhan, dan benda hasil olahannya yang dapat mengalami pembusukan atau pelapukan. Proses pembusukan atau pelapukan sampah organik berlangsung secara alami dengan bantuan mikroorganisme tanpa tambahan bahan kimia dalam waktu yang juga Macam-macam Pengolahan Sampah Organik Jenis-jenis sampah organik Sampah organik dibagi menjadi dua, yaitu sampah organik basah dan sampah organik kering. Berikut penjelasannya Organik basah Sampah organik basah adalah sampah organik yang mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah, sisa sayuran, kulit sayuran, dan biji buah. Organik kering Sementara sampah organik kering adalah bahan organik yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering, sisik ikan, cangkang kerang, kulit telur, batok kelapa, dan serbuk gergaji. Contoh-contoh sampah organik Beberapa contoh sampah organik, sebagai berikut Sisa makanan Sisa makanan merupakan salah satu contoh sampah organik. Contoh sisa makanan adalah nasi, tulang ikan, kulit buah dan sayur, roti kadaluarsa, dan lain sebagainya. Sampah ini akan membusuk dan diurai oleh mikroorganisme.
.
  • d9ejj4i5z2.pages.dev/471
  • d9ejj4i5z2.pages.dev/300
  • d9ejj4i5z2.pages.dev/829
  • d9ejj4i5z2.pages.dev/669
  • d9ejj4i5z2.pages.dev/933
  • d9ejj4i5z2.pages.dev/130
  • d9ejj4i5z2.pages.dev/695
  • d9ejj4i5z2.pages.dev/807
  • d9ejj4i5z2.pages.dev/600
  • d9ejj4i5z2.pages.dev/671
  • d9ejj4i5z2.pages.dev/505
  • d9ejj4i5z2.pages.dev/515
  • d9ejj4i5z2.pages.dev/467
  • d9ejj4i5z2.pages.dev/455
  • d9ejj4i5z2.pages.dev/859
  • produk olahan sampah organik dari bunga yang dikeringkan