5. Perbandingan antara Hadits dengan konteks sosio-kultural. Sedangkan standar yang digunakan untuk mengkritik sebuah Hadits beliau menggunakan standar : 1. Al-Qur'an dan ilmu yang terkait dengan al-Qur'an sepertiAsbab al-Nuzul, munasabah dan tafsir. 2. Hadits-Hadits yang beliau dengar langsung dari Nabi SAW. atau yang beliau saksikan. 3.
Penerapan kandungan hadis menuntut ilmu dalam kehidupan sehari-hari, antara lain: 1. Memanfaatkan masa muda untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya, baik secara formal maupun non formal; 2. Menampakkan kesungguhan dalam belajar, baik ketika berada di dalam maupun di luar sekolah. 3. Karena Ilmu Ma’āny al-Hadīṡ adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui tentang arti atau maksud dari sebuah hadis dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan hadis guna untuk mencapai pemahaman yang benar maka diperlukan berbagai macam pendekatan, diantara pendekatannya adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan Historis. bersifat juz‟i, maka hadis berfungsi sebagai penjabar globalitas al-Qur‟an dan menjelaskan serta merincinya secara lebih detail. Sebagai sumber ilmu pengetahuan kedua, hadis telah menjadi faktor pendukung utama kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban. Banyak hadis yang berbicara tentang ilmu terutamaSeperti disinggung dimuka, bahwa Ilmu Pendidikan Islam secara teoritikal merupakan pengetahuan yang membahas tentang teori-toeri pendidikan yang berdasarkan atas Islam, yang oleh karenanya pembahasan yang dimuat dalam Ilmu Pendidikan Islam adalah teori-teori yang terkait dengan pendidikan dalam perspektif Al-Qur’an dan Al-Hadits. C. RuangPeserta didik diberi tugas individu ataupun. kelompok, melakukan aktivitas penyelidikan atau penelitian untuk mendalami materi ajar. Guru Mapel Hadis-Ilmu Hadis, MA Peminatan Keagamaan Kemenag RI 2014. Buku Pegangan Siswa Mapel Hadis-Ilmu Hadis MA, Peminatan Keagamaan Kemenag RI 2014. Al-Qur’an dan Terjamahanya.
Hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang menunjukkan adanya fitnah kubur mencapai derajat mutawatir dari segi makna, diriwayatkan dari sejumlah sahabat semisal Al Baraa bin ‘Azib, Anas bin Malik, Abu Hurairah, dan selain mereka radhiallahu ‘anhum ajma’in. 4. Pertolongan Menjawab Pertanyaan Di Alam Kubur